Enam Pilar Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter didasarkan pada enam nilai-nilai etis bahwa setiap orang dapat menyetujui - nilai-nilai yang tidak mengandung politis, religius, atau bias budaya. Beberapa hal di bawah ini yang dapat kita jelaskan untuk membantu siswa memahami Enam Pilar Pendidikan Berkarakter, yaitu sebagai berikut.

1. Trustworthiness (Kepercayaan)

Jujur • Jangan menipu, menjiplak atau mencuri • Jadilah handal - melakukan apa yang Anda katakan Anda
akan melakukannya • Minta keberanian untuk melakukan hal yang benar • Bangun reputasi yang baik • Patuh - berdiri dengan keluarga, teman dan negara

2. Recpect (Respek)

Bersikap toleran terhadap perbedaan • Gunakan sopan santun, bukan bahasa yang buruk • Pertimbangkan perasaan orang lain • Jangan mengancam, memukul atau menyakiti orang lain • Damailah dengan kemarahan, hinaan dan perselisihan

3. Responsibility  (Tanggungjawab)

Selalu lakukan yang terbaik • Gunakan kontrol diri • Disiplin • Berpikirlah sebelum bertindak - mempertimbangkan konsekuensi • Bertanggung jawab atas pilihan Anda

4. Fairness  (Keadilan)

Bermain sesuai aturan • Ambil seperlunya dan berbagi • Berpikiran terbuka; mendengarkan orang lain • Jangan mengambil keuntungan dari orang lain • Jangan menyalahkan orang lain sembarangan

5. Caring  (Peduli)

Bersikaplah penuh kasih sayang dan menunjukkan Anda peduli • Ungkapkan rasa syukur • Maafkan orang lain • Membantu orang yang membutuhkan

6. Citizenship  (Kewarganegaraan)

Menjadikan sekolah dan masyarakat menjadi lebih baik • Bekerja sama • melibatkan diri dalam urusan masyarakat •  Menjadi tetangga yang baik • mentaati hukum dan aturan • Menghormati otoritas • Melindungi lingkungan hidup

Komponen Pendidikan Berkarakter

Setelah lebih dari satu dekade pengalaman dengan komunitas beragam, pendidik mengetahui bahwa komponen ini sangat penting untuk kesuksesan pendidikan karakter:

Partisipasi masyarakat. Apakah pendidik, orangtua, siswa, dan anggota masyarakat menginvestasikan diri dalam proses pembangunan konsensus untuk menemukan landasan bersama yang sangat penting bagi keberhasilan jangka panjang.
Kebijakan pendidikan karakter. Membuat pendidikan karakter bagian dari filosofi, tujuan atau pernyataan
misi dengan mengadopsi kebijakan formal. Jangan sebatas tulisan dan perkataan saja.
Kesepakatan Ada pertemuan orang tua, guru dan perwakilan masyarakat dan menggunakan konsensus untuk memperoleh kesepakatan di mana karakter untuk memperkuat dan apa definisi yang digunakannya.
Kurikulum Terpadu. Membuat pendidikan karakter bagian integral dari kurikulum di semua tingkatan kelas. Mengambil sifat-sifat yang telah Anda pilih dan menghubungkan mereka ke kelas pelajaran, sehingga murid-murid melihat bagaimana suatu sifat mungkin angka ke dalam sebuah cerita atau menjadi bagian dari sebuah percobaan ilmiah atau bagaimana mungkin mempengaruhi mereka. Membuat karakter ini merupakan bagian dari setiap kelas dan setiap subjek.
Pengalaman pembelajaran. Biarkan siswa Anda untuk melihat sifat dalam tindakan, pengalaman itu dan mengungkapkannya. Sertakan berbasis masyarakat, dunia nyata pengalaman dalam kurikulum yang menggambarkan karakter (misalnya, layanan belajar, pembelajaran kooperatif dan rekan mentoring). Luangkan waktu untuk diskusi dan refleksi.
Evaluasi. Evaluasi pendidikan karakter dari dua perspektif: (1) Apakah program yang mempengaruhi perubahan positif dalam perilaku siswa, prestasi akademik dan kognitif pemahaman tentang ciri-ciri? (2) Apakah proses pelaksanaan menyediakan alat dan dukungan guru perlu?
Model peran dewasa. Anak-anak “mempelajari apa yang mereka tinggal,” jadi penting bahwa orang dewasa menunjukkan karakter positif di rumah, sekolah dan dalam masyarakat. Jika orang dewasa tidak model perilaku yang mereka ajarkan, seluruh program akan gagal.
Pengembangan staf. Menyediakan waktu pelatihan dan pengembangan untuk staf Anda sehingga mereka dapat membuat dan melaksanakan pendidikan karakter secara berkelanjutan. Termasuk waktu untuk diskusi dan pemahaman dari kedua proses dan program, serta untuk menciptakan rencana pelajaran dan kurikulum.
Keterlibatan siswa. Melibatkan siswa dalam kegiatan yang sesuai dengan usia dan memungkinkan mereka untuk terhubungkan pendidikan karakter untuk pembelajaran mereka, keputusan-keputusan dan tujuan-tujuan pribadi Anda mengintegrasikan proses ke sekolah mereka.
Mempertahankan program. Program pendidikan karakter dipertahankan dan diperbarui melalui pelaksanaan sembilan elemen pertama, dengan perhatian khusus pada tingkat komitmen yang tinggi dari atas: dana yang memadai; dukungan untuk koordinasi distrik staf yang berkualitas tinggi dan pengembangan profesional berkelanjutan dan sebuah jaringan dan dukungan sistem bagi guru yang melaksanakan program.

Data Statisik Kecamatan Kiarapedes

  Kiarapedes adalah sebuah kecamatan di Kabupaten PurwakartaProvinsi Jawa BaratIndonesia. Letak kecamatan ini berbatasan dengan kecamatan Cibatu di utara, kecamatan Wanayasa di barat dan selatan, dan Kabupaten Subang di timur. 

     Kecamatan Kiarapedes memiliki luas sekitar 52,16 km2 yang terbagi ke dalam 10 desa, yaitu :

1. Desa Pusakamulya
2. Desa Parakan Garokgek
3. Desa Ciracas
4. Desa Kiarapedes
5. Desa Cibeber
6. Desa Sumbersari
7. Desa Mekarjaya
8. Desa Margaluyu
9. Desa Gardu
10. Desa Taringgul Landeuh

Data Statistik Kecamatan Kiarapedes bisa dilihat di Sini










Lesson Study

          Lesson Study merupakan salah suatu wahana peningkatan kualitas pembelajaran. Lesson Study pertama kali dikembangkan di Jepang. sejak awal tahun 1990-an. Lesson Study merupakan terjemahan langsung dari bahasa Jepang “jugyokenkyu”, yang merupakan gabungan dari dua kata yaitu jugyo yang berarti lesson atau pembelajaran, dan kenkyu yang berarti study atau research atau pengkajian. Dengan demikian Lesson Study merupakan suatu penelitian atau pengkajian terhadap pembelajaran. Lesson Study diartikan sebagai suatu model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip-prinsip kolegalitas dan mutual learning untuk membangun komunitas belajar (Hendayana dkk, 2006:10)..       
   
Penyebaran Lesson Study di dunia berawal pada tahun 1995 yang dilatar belakangi oleh The Third International Mathematics and Science Study (TIMSS) yang diikuti oleh empat puluh satu Negara dan dua puluh satu diantaranya memperoleh skor rata-rata matematika yang signifikan lebih tinggi dari Amerika Serikat. Posisi tersebut membuat Amerika Serikat melakukan studi banding pembelajaran matematika di Jepang dan Jerman. Dari studi banding tersebut Tim Amerika Serikat menyadari bahwa Amerika Serikat tidak memiliki sistem untuk melakukan peningkatan mutu pembelajaran, sedangkan Jepang dan Jerman melakukan peningkatan mutu secara berkelanjutan. Selanjutnya ahli-ahli pendidikan Amerika Serikat belajar dari Jepang tentang Lesson Study dan kemudian mengembangkannya pada beberapa negara lain.
Di Indonesia Lesson Study berkembang melalui Indonesia Mathematics and Science Teacher Education Project (IMSTEP) yang diimplementasikan sejak sejak Oktober tahun 1998 di tiga IKIP yaitu IKIP Bandung (sekarang bernama Universitas Pendidikan Indonesia, UPI), IKIP Yogyakarta (sekarang bernama Universitas Negeri Yogyakarta, UNY) dan IKIP Malang (sekarang menjadi Universitas Negeri Malang) bekerja sama dengan JICA (Japan International Cooperation Agency). Tujuan umum dari IMSTEP adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan Matematika dan IPA di Indonesia. Namun, pada perkembangannya kegiatan Lesson Study ini dapat diadaptasi untuk disiplin keilmuan apa pun baik MIPA maupun non-MIPA.
Pelaksanaan kegiatan Lesson Study memusat pada aktivitas guru secara collaborative dengan sesama guru dalam mempersiapkan rancangan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi atas pembelajaran yang telah berlangsung. Tiga aktivitas tersebut dalam Lesson Study dikenal dengan tahap Plan (merencanakan), tahap Do (melaksanakan), dan tahap See (merefleksi) yang dilakukan secara berkelanjutan. Dengan kata lain Lesson Study merupakan suatu cara peningkatan pendidikan yang tak pernah berakhir (continous improvement). Dalam hal ini guru yang mempraktekkan Lesson Study, bekerja sama dengan sesama guru dalam menetapkan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan berdasarkan tuntutan kurikulum.
          Kegiatan Lesson Study dimulai dari tahap perencanaan (Plan) yang bertujuan untuk merancang pembelajaran yang dapat membelajarkan siswa dan berpusat pada siswa, hal ini dilakukan untuk mendorong siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Perencanaan ini tidak dilakukan sendiri tetapi dilakukan secara bersama-sama, dengan kata lain beberapa guru dapat melakukan kolaborasi untuk memperkaya ide-ide. Kolaborasi ini tidak hanya dapat dilakukan oleh guru sesama bidang study dalam sekolah saja, tetapi kolaborasi dapat pula dilakukan dengan beberapa guru dalam kelompok profesi guru tertentu seperti MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) atau kolaborasi antar guru dengan dosen atau kolaborasi antar dosen dengan dosen. Dengan demikian terbentuk kolegalitas antara guru dengan guru, guru dengan dosen, dosen dengan dosen, sehingga melalui kegiatan pertemuan dalam rangka kegiatan Lesson Study ini mereka dapat berbagi pengalaman dan terbentuk mutual learning (saling belajar).
Proses perencanaan dalam Lesson Study diawali dari analisis permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran. Permasalahan dapat berupa materi bidang studi, bagaimana menjelaskan suatu konsep, dan dapat juga berupa pedagogi tentang metode pembelajaran yang tepat agar pembelajaran lebih efektif dan efisien atau permasalahan fasilitas mengenai bagaimana mensiasati kekurangan fasilitas pembelajaran.
Langkah kedua dalam Lesson Study adalah pelaksanaan pembelajaran (Do) sebagai implementasi rancangan pembelajaran yang telah dirumuskan dalam perencanaan. Dalam perencanaan telah disepakati siapa guru yang akan mengimplementasikan pembelajaran dan siapa guru yang akan bertindak sebagai pengamat (observer) pembelajaran. Dalam hal ini kepala sekolah dapat terlibat dalam pengamatan pembelajaran dan sebagai pemandu kegiatan.
Sebelum pembelajaran dimulai sebaiknya dilakukan briefieng kepada para pengamat untuk menginformasikan kegiatan pembelajaran yang direncanakan oleh seorang guru dan mengingatkan selama pembelajaran berlangsung pengamat tidak mengganggu kegiatan pembelajaran tetapi mengamati aktivitas siswa selama pembelajaran. Selama pembelajaran berlangsung pengamat tidak boleh berbicara dengan sesama pengamat. Keberadaan pengamat didalam ruang kelas disamping mengumpulkan informasi juga dimaksudkan untuk belajar dari pembelajaran yang sedang berlangsung dan bukan untuk mengevaluasi guru. Fokus pengamatan ditujukan pada interaksi siswa dengan siswa, siswa dengan bahan ajar, siswa dengan guru, dan siswa dengan lingkungan yang terkait dengan empat kompetensi guru sesuai dengan Undang-Undang Nomor 14 tentang guru dan dosen
       Langkah ketiga dalam kegiatan Lesson Study adalah refleksi (See). Setelah selesai pembelajaran langsung dilakukan diskusi antara guru dan pengamat yang dipandu oleh kepala sekolah atau personal yang ditunjuk untuk membahas pembelajaran. Guru mengawali diskusi dengan menyampaikan kesan-kesan dalam melaksanakan pembelajaran, selanjutnya pengamat menyampaikan komentar dan lesson learnt dari pembelajaran terutama berkenaan dengan aktivitas siswa. Sebaliknya, guru harus dapat menerima masukan dari pengamat untuk perbaikan pembelajaran berikutnya. Berdasarkan masukan dari diskusi ini dapat dirancang kembali pembelajaran berikutnya.
Dilihat dari tahap-tahap dalam Lesson Study ada beberapa kegiatan yang mirip dengan kegiatan Lesson Study yang sering dilakukan guru dan dosen secara kolaboratif yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan oleh kelompok guru bidang study tertentu yaitu MGMP (Musyawarah Guru Mata Pealajaran). Apabila dilihat sekilas memang kegiatan tersebut hampir mirip dengan Lesson Study, namun ada beberapa hal mendasar yang membedakan Lesson Study dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) maupun dengan kegiatan dalam MGMP.

Untuk lebih jelas tentang perbedaan antara Lesson Study, PTK dan kegiatan MGMP dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Perbedaan Antara Lesson Study, PTK dan Kegiatan MGMP, menurut Lewis and Inverson (dalam Susilo, 2005:11)
1.Waktu pelaksanaan Berkesinanbungan sepanjang karier guru Tergantung adanya tawaran dana,PTK jarang yang melakukan secara berkesinambungan Tergantung adanya dana,MGMP umumnya 10 kali setahun
2.Pelaksana Sekelompok bidang studi yang sama, mengajar tingkatan sekolah yang sama. PTK Guru berkolaborasi dengan dosen atau guru sendiri atau dosen sendiri. MGMP Sekelompok guru bidang studi yang sama, mengajar kelas yang berbeda atau sama
3.Tujuan Meningkatkan pemahaman mengenai bagaimana siswa berfikir agar dapat mengembangkan pembelajaran yang memajukan proses belajar siswa. PTK Meningkatkan praktik pembelajaran. MGMP Mempersiapkan rancangan pembelajaran, memperdalam pemahaman materi pembelajaran
4. Tahap pelaksanaan Berdaur: Merancang berdasar suatu tema penelitian, melaksanakan, mengamati, merevisi rancangan, melaksanakan lagi, mengamati, merevisi rancangan. PTK Berdaur: Merancang, melaksanakan, mengamati, merefleksi, merancang lagi dan seterusnya. MGMP Tidak berdaur, tetapi dirancang apa yang akan dilakukan pada setiap pertemuan
5. Tuntutan komitmen Sepanjang hayat untuk meningkatkan pelayanan terhadap siswa. PTK Seharusnya juga sepanjang hayat, tetapi saat sekarang hanya dilakukan saat ada dananya. MGMP Umumnya setahun saja, dapat diperpanjang kalau memungkinkan
6. Hasil Kumpulan tulisan atau laporan tentang pembelajaran yang dilakukan dalam Lesson Study. PTK Laporan PTK yang menguraikan penerapan tindakan dan hasil penerapannya. MGMP Umumnya rancangan pembelajaran yang dibuat bersama (menekankan pada apa yang dibelajarkan, belum terlalu banyak pada bagaimana membelajarkannya). Pemahaman lebih mendalam mengenai materi


Sumber Bacaan:
Hendayana, dkk. 2006. Leeson Studi: Suatu Strategi untuk Meningkatkan Keprofesionalan Pendidik. Bandung: UPI PRESS.

Karim, M. A. 2006. Implementation of Lesson Study for Improving The Quality of Mathematics Instruction in Malang. Tsukuba Journal of Educational Study in Mathematics, (Online), Vol.25,
(http://www.human.tsukuba.ac.jp/~mathedu/journal/vol25/karim.pdf, diakses 3 Januari 2009).

Susilo, H. 2005. Kumpulan Makalah dalam Seminar dan Workshop Lesson Study dalam Rangka Persiapan Workshop Kolaborasi FMIPA-MGMP MIPA dan SMA Kota Malang, Lesson Study: Apa dan Mengapa (hlm 1-12). Malang: FMIPA Universitas Negeri Malang.

professional_development.gcsnc.com

UNSUR, SENYAWA DAN CAMPURAN



A. Unsur dan Lambang Unsur

Semua zat terbentuk dari bagian-bagian yang paling sederhana yang disebut unsur. Contohnya air, air dapat diuraikan lagi menjadi gas hidrogen dan gas oksigen. Gula dapat diuraikan lagi menjadi karbon, oksigen, dan hidrogen. Bagaimanakah cara menguraikan air dan gula menjadi unsur-unsur penyusunnya?
Dapatkah karbon, hidrogen, dan oksigen diuraikan lagi menjadi zat lain? Dengan reaksi kimia biasa karbon, oksigen, dan hidrogen tidak dapat diuraikan lagi. Karbon, hidrogen, dan oksigen tergolong unsur. Unsur didefinisikan sebagai zat tunggal yang tidak dapat diuraikan lagi menjadi zat-zat lain yang lebih sederhana dengan reaksi kimia biasa. Seperti halnya manusia, kita tentu punya banyak teman. Bagaimana cara kita untuk mengenalnya? Tentunya kita terlebih dahulu harus mengetahui namanya baru mengenalnya, bukan? Sama dengan unsur-unsur yang akan kita pelajari, maka harus tahu terlebih dahulu nama unsur tersebut. Unsur memiliki nama dan lambang unsur agar lebih mempermudah cara penulisan dan mengenalnya. Adapun lambang unsur yang pernah dibuat adalah sebagai berikut.

1. Pendapat Para Ahli Kimia pada Abad Pertengahan
Lambang unsur berupa lambang dari macam-macam alat atau benda seperti pada Gambar di bawah. Ternyata lambang tersebut sulit dimengerti orang. Perhatikan gambar.



2. Pendapat John Dalton (1766-1844)

Lambang unsur yaitu berupa lingkaran seperti pada Gambar di bawah Lambang-lambang unsur menurut Dalton ini kurang praktis apabila digunakan untuk menuliskan zat yang majemuk.



3. Pendapat Jons Jacob Berzelius

Lambang unsur yang sekarang digunakan adalah seperti yang diusulkan oleh Jons Jacob Berzelius pada tahun 1813. Cara penulisan unsur tersebut dengan ketentuan diambil huruf pertama dari nama unsur dan ditulis dengan huruf kapital. Apabila ada dua unsur yang huruf depannya sama, maka unsur yang lain tadi selain memakai huruf pertama yang ditulis dengan huruf kapital diikuti salah satu huruf kecil yang terdapat dalam nama unsurnya.
Contoh:
Unsur Carbon dilambangkan C
Unsur Calsium dilambangkan Ca
Unsur Clorin dilambangkan Cl
Unsur Cobalt dilambangkan Co
Unsur Nitrogen dilambangkan N
Unsur Natrium dilambangkan Na
Unsur Neon dilambangkan NeB. Rumus Kimia

Rumus kimia menunjukkan satu molekul dari suatu unsur atau suatu senyawa. Rumus kimia juga disebut rumus molekul. Rumus kimia digolongkan sebagai berikut.


1. Rumus Kimia Suatu Unsur

Dalam rumus kimia suatu unsur tercantum lambang atom unsur itu, yang diikuti satu angka. Lambang unsur menyatakan nama atom unsurnya dan angka yang ditulis agak ke bawah menyatakan jumlah atom yang terdapat dalam satu molekul unsur tersebut.
Contoh:
a. O2 berarti 1 molekul, gas oksigen.
Dalam 1 molekul gas oksigen terdapat 2 atom oksigen
b. P4 berarti 1 molekul fosfor.
Dalam 1 molekul fosfor terdapat 4 atom fosfor. Berbeda halnya dengan 2 O dan 4 P.
a. 2 O berarti 2 atom oksigen yang terpisah dan tidak terikat secara kimia.
b. 4 P berarti 4 atom fosfor yang terpisah dan tidak terikat secara kimia

2. Rumus Kimia Suatu Senyawa

Pada rumus kimia suatu senyawa tercantum lambang atom unsur-unsur yang membentuk senyawa itu, dan tiap lambang unsur diikuti oleh suatu angka yang menunjukkan jumlah atom unsur tersebut di dalam satu molekul senyawa.
Contoh:
a. H2O berarti 1 molekul air
Dalam 1 molekul air terdapat 2 atom hidrogen dan 1 atom oksigen (perhatikan Gambar 3.7).
b. CO2 berarti 1 molekul gas karbon dioksida
Dalam 1 molekul gas karbondioksida terdapat 1 atom karbon dan 2 atom oksigen.
c. C12H22O11 berarti 1 molekul gula
Dalam 1 molekul gula terdapat 12 atom karbon, 22 atom hidrogen, dan 11 atom oksigen.

C. Sifat-Sifat Unsur, Senyawa, dan Campuran

Setelah kita mengenal unsur dan lambang unsur serta senyawa maka sekarang cobalah untuk membandingkan sifat-sifat unsur dengan sifat senyawa!


1. Sifat Unsur

Sampai saat ini telah dikenal tidak kurang dari 114 macam unsur yang terdiri dari 92 unsur alam dan 22 unsur buatan. Berdasarkan sifatnya, unsur dapat digolongkan menjadi unsur logam, unsur nonlogam, serta unsur metaloid. Contoh unsur logam di antaranya besi, seng, dan tembaga. Contoh unsur nonlogam di antaranya karbon, nitrogen, dan oksigen. Silikon dan germanium tergolong metaloid. Coba carilah beberapa contoh dari unsur logam, unsur non logam, dan unsur metaloid!

Bagaimana sifat-sifat dari unsur logam dan non logam? Cobalah  amati sifat besi! Bagaimana wujud besi? Padat, cair, atau gas? Bagaimana sifat kekerasannya, keras atau lunak? Dapatkah besi menghantarkan arus listrik atau panas? Apakah logam dapat ditempa menjadi tipis? Apakah besi dapat dibuat menjadi kawat? Bagaimana pula sifat dari unsur non logam? Belerang, tergolong unsur non logam.


2. Sifat Senyawa

Apakah air dapat diuraikan menjadi zat yang lebih sederhana lagi? Ya, kita dapat mencobanya dengan alat elektrolisis air. Unsur-unsur pembentuk air adalah oksigen dan hidrogen. Jadi, air terdiri dari gas oksigen dan gas hidrogen yang bergabung melalui reaksi kimia. Air dengan rumus kimia H2O, memiliki sifat yang berbeda dengan unsur-unsur pembentuknya, yaitu H2 dan O2 yang berupa gas. Air dapat diuraikan menjadi unsur-unsur pembentuknya, sehingga disebut senyawa. Adapun hidrogen serta oksigen disebut unsur. Jadi, senyawa adalah zat yang terbentuk dari unsur-unsur dengan perbandingan tertentu dan tetap melalui reaksi kimia. Jadi, sifat senyawa tidak sama dengan sifat unsur pembentuknya. Senyawa dapat dipisahkan menjadi unsur-unsur atau menjadi senyawa yang lebih sederhana melalui reaksi kimia.

Di dalam tiap senyawa unsur-unsur penyusunnya mempunyai perbandingan massa yang tetap dan tertentu. Misalnya,
a. Air (H2O), perbandingan massa unsur-unsur penyusunnya yaitu Hidrogen : Oksigen adalah 1 : 8
b. Gula (C12 H22 O11), perbandingan massa unsur-unsur penyusunnya yaitu Karbon : Oksigen : Hidrogen adalah 72 : 88 : 11
c. Etanol (C2 H5OH), perbandingan massa unsur-unsur penyusunnya yaitu Karbon : Oksigen : Hidrogen adalah 12 : 8 : 3

Beberapa contoh senyawa yang ada dalam kehidupan seharihari tercantum dalam tabel berikut.


3. Sifat Campuran

Ada dua macam campuran, yaitu campuran homogen dan campuran heterogen.
a. Campuran Homogen
Amati dengan saksama segelas air sirup. Apakah jernih atau keruh? Apakah gula atau sirup dapat bercampur? Bila air sirup tersebut jernih dan bercampur merata, dapat digolongkan sebagai campuran homogen. Campuran homogen ini biasa disebut larutan. Pada larutan, tiap-tiap bagian mempunyai susunan yang sama. Jadi di dalam larutan sirup tersebut terdapat dua penyusun larutan, yakni air dan gula. Air disebut pelarut, sedangkan gula disebut zat terlarut. Contoh campuran homogen lainnya adalah minuman ringan (soft drink) dan larutan pembersih lantai.  
b. Campuran Heterogen
Amati segelas air yang dicampur dengan pasir. Apa yang terdapat di dasar gelas? Apa yang terapung? Apakah warna air tersebut jernih? Apakah campuran pasir dan air itu merata? Apabila zat-zat penyusunnya bercampur secara tidak merata dan campuran ini tiap-tiap bagian tidak sama susunannya maka disebut campuran heterogen (perhatikan Gambar 3.8). Contoh campuran heterogen yang lain adalah air kopi (bentuk cair) dan campuran tepung dengan air (bentuk padat). Susunan zat dalam suatu campuran sering dinyatakan dengan kadar dari zat-zat pembentuk campuran itu. Kadar suatu zat dalam campuran dapat dinyatakan sebagai jumlah zat dalam campuran dibandingkan jumlah seluruh campuran. Jumlah zat dapat dinyatakan dalam dalam massa (g, kg) atau volume (ml, l).


SATUAN STANDAR

Satuan Standar (Satuan Sistem Internasional: SI)
        Satuan merupakan salah satu komponen besaran yang menjadi standar dari suatu besaran. Sebuah besaran tidak hanya memiliki satu satuan saja. Besaran panjang ada yang menggunakan satuan inci, kaki, mil, dan sebagainya. Untuk massa dapat menggunakan satuan ton, kilogram, gram, dan sebagainya. Adanya berbagai macam satuan untuk besaran yang sama akan menimbulkan kesulitan. Harus dilakukan penyesuaian-penyesuaian tertentu untuk memecahkan persoalan yang ada. Dengan adanya kesulitan tersebut, para ahli sepakat untuk menggunakan satu sistem satuan, yaitu menggunakan satuan standar Sistem Internasional, disebut Systeme Internationale d'Unites (SI).
Satuan Internasional adalah satuan yang  diakui penggunaannya secara internasional serta memiliki standar yang sudah baku. Satuan ini dibuat untuk menghindari kesalahpahaman yang timbul dalam bidang ilmiah karena adanya perbedaan satuan yang digunakan. Pada awalnya, Sistem Internasional disebut sebagai Metre- Kilogram-Second  (MKS). Selanjutnya pada Konferensi Berat dan Pengukuran Tahun 1948, tiga satuan yaitu newton (N), joule (J), dan    watt (W) ditambahkan ke dalam SI. Akan tetapi, pada tahun 1960, tujuh Satuan Internasional dari besaran pokok telah ditetapkan yaitu meter, kilogram, sekon, ampere, kelvin, mol, dan kandela.
Sistem MKS menggantikan sistem metrik, yaitu suatu sistem satuan desimal yang mengacu pada meter, gram yang didefinisikan sebagai massa satu sentimeter kubik air, dan detik. Sistem itu juga disebut sistem Centimeter - Gram - Second (CGS). Satuan dibedakan menjadi dua jenis, yaitu satuan tidak baku dan satuan baku. Standar satuan tidak baku tidak sama di setiap tempat, misalnya jengkal dan hasta. Sementara itu, standar satuan baku telah ditetapkan sama di setiap tempat.
 
A. Satuan Standar Panjang
    Satuan besaran panjang berdasarkan SI dinyatakan dalam meter (m). Ketika sistem metrik diperkenalkan, satuan meter diusulkan setara dengan sepersepuluh juta kali seperempat garis bujur bumi yang melalui kota Paris. Tetapi, penyelid ikan awal geod esik menunjukkan ketidakpastian standar ini, sehingga batang platina-iridium yang asli dibuat dan disimpan di Sevres dekat Paris, Prancis. Jadi, para ahli menilai bahwa meter standar itu kurang teliti karena mudah berubah. Para ahli menetapkan lagi patokan panjang yang nilainya selalu konstan. Pada tahun 1960 ditetapkan bahwa satu meter adalah panjang yang sama dengan 1.650.763,73 kali panjang gelombang sinar jingga yang dipancarkan oleh atom-atom gas kripton-86 dalam ruang hampa pada suatu loncatan listrik. Definisi baru menyatakan bahwa satuan panjang SI adalah panjang lintasan yang ditempuh cahaya dalam ruang hampa selama selang waktu 1/299.792.458 sekon.
Angka yang sangat besar atau sangat kecil oleh ilmuwan digambarkan menggunakan awalan dengan suatu satuan untuk menyingkat perkalian atau pembagian dari suatu satuan. Singkatan sistem metriksnya dapat dilihat pada Tabel Singkatan Sistem Metriks Satuan berikut:
Tabel sistem metriks satuan a
Tabel sistem metriks bag B
B. Satuan Standar Massa
   Satuan standar untuk massa adalah kilogram (kg). Satu kilogram standar adalah massa sebuah silinder logam yang terbuat dari platina iridium yang disimpan di Sevres, Prancis. Silinder platina iridium memiliki diameter 3,9 cm dan tinggi 3,9 cm. Massa 1 kilogram standar mendekati massa 1 liter air murni pada suhu 4�C.

C. Satuan Standar Waktu
   Satuan SI waktu adalah sekon (s). Mula-mula ditetapkan bahwa satu sekon sama dengan 1/86400  rata-rata gerak semu matahari mengelilingi Bumi. Dalam pengamatan astronomi, waktu ini ternyata kurang tepat akibat adanya pergeseran, sehingga tidak dapat digunakan sebagai patokan.Selanjutnya, pada tahun 1956 ditetapkan bahwa satu sekon adalah waktu yang dibutuhkan atom cesium-133 untuk bergetar sebanyak 9.192.631.770 kali.
D. Satuan Standar Arus Listrik
   Satuan standar arus listrik adalah ampere (A). Satu ampere didefinisikan sebagai arus tetap, yang dipertahankan untuk tetap mengalir pada dua batang penghantar sejajar dengan panjang tak terhingga, dengan luas penampang yang  dapat diabaikan dan terpisahkan sejauh satu meter dalam  vakum, yang akan menghasilkan gaya antara kedua batang penghantar sebesar 2x10-7 Nm.

E. Satuan Standar Suhu
    Suhu menunjukkan derajat panas suatu benda. Satuan standar suhu adalah kelvin (K), yang didefinisikan sebagai satuan suhu mutlak dalam termodinamika yang besarnya sama dengan 1/273,16 1dari suhu titik tripel air. Titik tripel menyatakan temperatur dan tekanan saat terdapat keseimbangan antara uap, cair, dan padat suatu bahan. Titik tripel air adalah  273,16 K dan 611, 2 Pa. Jika dibandingkan dengan skala termometer Celsius, dinyatakan sebagai berikut:
rumus titik tripel air
F. Satuan Standar Intensitas Cahaya
Intensitas cahaya dalam SI mempunyai satuan kandela (cd), yang besarnya sama dengan intensitas sebuah sumber cahaya yang memancarkan radiasi monokromatik dengan frekuensi 540 x 10 pangkat 12 Hz dan memiliki intensitas pancaran 1/683 watt per steradian pada arah tertentu.

G. Satuan Standar Jumlah Zat
Satuan SI untuk jumlah zat adalah mol. Satu mol setara   dengan jumlah zat yang mengandung partikel elementer sebanyak jumlah atom di dalam 1.2 x 10 pangkat 12 kg karbon-12. Partikel elementer merupakan unsur fundamental yang membentuk materi di alam semesta. Partikel ini dapat berupa atom, molekul, elektron, dan lain-lain.


KEBENARAN DALAM MATRIK

KEBENARAN DALAM MATRIK: SUMBER Rangkuman Ilmu Perbandingan Agama dan Filsafatà Dr. Ali Anwar, MSi, dan Drs. Tono TP.)

TEORI KOHERENSI

Teori kebenaran saling berhubungan

Perumusan

Protagoras, dikembangkan : Hegel (abad 19)

Prinsip

Deduksi (Umum -- Khusus)

Tingkat Kebenaran

Kuat/lebih meyakinkan

URAIAN/CONTOH

· Sesuatu itu benar jika ia mengandung yang koheren, artinya kebenaran itu konsisten dengan kebenaran sebelumnya

· Kebenaran ialah kesesuaian antara suatu pernyataan dan pernyataan lainnya yang sudah lebih dahulu kita ketahui dan diakui benar

· Suatu kepercayaan adalah benar bukanlah karena bersesuaian dengan fakta, melainkan karena ia bersesuaian atau berselarasan dengan binaan pengetahuan yang kita miliki

TEORI KORESPONDENSI

Suatu itu benar jika ada yang dikonsepsikan sesuai dengan obyeknya (Fakta)

Perumusan

Bertrand Rusel (1872-1970), awalnya Aritoteles

Prinsip

Induksi (Khusus--Umum)

Tingkat Kebenaran

Tingkat kebenaran agak rendah karena sifat metode induksi itu sendiri

URAIAN/CONTOH

· Kebenaran dicapai setelah diadakan pengamatan dan pembuktian (Observasi dan Verifikasi)

· Kebenaran itu berupa kesesuaian (korespondensi) antara apa yang dimaksud oleh suatu pendapat dan apa yang sungguh-sungguh merupakan fakta

TEORI PRAGMATIS

Suatu itu benar jika menimbulkan akibat positif

Pencetusnya

Charles S, Pierce (1835-1914)

Para Ahlinya

William James (1842-1910), Jhon Dewey (1859-1952)

Tingkat Kebenaran

Lemah (ada unsure subyektivisme)

URAIAN/CONTOH

· Benar tidaknya suatu pendapat, teori, atau dalil semata-mata beragantung pada faedah dan tidaknya pendapat tersebut bagi manusia untuk bertindak dalam penghidupannya yaitu ada nilai praktis, ada hasilnya, berguna, memuaskan (satisfies), berlaku (work)

· Bagi pragmatism, suatu agama bukan benar karena Tuhan yang disembah atau Tuhan itu benar-benar ada, tetapi karena pengaruhnya yang positif dan berkat kepercayaan itu, masyarakat jadi tertib

ILMU PERBANDINGAN AGAMA DAN FILSAFAT.

Dari buku ini ada kutipan yang bermanfaat, yakni sekitar apa ilmu itu.
Hasil sadapan sebagai berikut:

ILMU ( Yang dimaksud Ilmu Pengetahuan)

· Ilmu adalah hal-hal yang diketahui (keseluruhan dari kebenaran-kebenaran yang terkait antara satu dan lainnya secara sistematis)

· Ilmu adalah hal-hal yang kita dapat mengetahui sesuatu (kemampuan untuk menarik kesimpulan dari sejumlah data tertentu dan dengan cra tertentu)

· Ilmu adalah pengetahuan yang mempunyai dasar dan berlaku secara umum dan niscaya/pasti

· Ilmu merupakan akumulasi pengetahuan yang disistemisasikan . Suatu pendekatan /metode pendekatan terhadap dunia empiris, yaitu dunia yang terkait dengan ruang dan waktu, dunia yang pada prinsipnya dapat diamati oleh panca indera manusia

· Science empircal, rational, general and cummulative and is all four one” (Ilmu ialah empiris, rasional, umum dan bertimbun-bersusun, dan semuanya serentak) (Ralph Ross)

· Ilmu adalah pengetahuan yang telah disitemisasikan, yakni disusun teratur mengenai suatu bidang tertentu yang jelas batas-batasnya mengenai sasaran, cara kerja, dan tujuannya. Ilmu diikat oleh suatu kesamaan cara kerja yang disebut metodologi (metode ilmiah), dan merupakan suatu disiplin ilmiah. Ilmu lahir Dari pengamatan yang cermat melalui mata, pencerapan indera, yakni mencerap melalui mata, telinga, hidung, otak dan lain-lain, baik dengan maupun tanpa menggunakan alat-alat bantuan (mikroskop, sinar X, teleskop, radio teleskop, potret prisma, high fidely microphone, dan sebagainya). Ilmu baru dikatakan ilmu kalau telah lengkap menyeluruh. Ilmu adalah pengetahuan yang telah menyempurnakan diri berdasarkan kumpulan data yang lebih lengkap dan perbaikan cara kerja terus menerus.[Halaman: 17-18]

SIFAT-SIFAT ILMU:

1. Rasional : (Proses pemikiran yang berlangsung dalam ilmu itu harus dan hanya tunduk pada hokum logika)

2. Empiris (Kesimpulan yang didapatnya harus dapat ditundukkan pada verifikasi pancaindera manusia)

3. Sistematis: (Fakta yang relevan itu harus disusun dalam suatu kebulatan yang konsisten)

4. Umum: ( harus dapat dipelajari oleh setiap orang tidak bersifat esoteric)

5. Akumulatif: (Kebenaran yang diperoleh selalu dapat dijadikan dasar memperoleh kebenaran)

[halaman 19-20]

Data Buku:

JUDUL : Rangkuman Ilmu Perbandingan Agama dan Filsafat

PENULIS:DR. Ali Anwar Yusuf. Drs. Tono.TP

PENERBIT: CV Pustaka Setia. Jl. BKR-LIngkar Selatan No. 162-164. Telp:(022-5210588-5224105.

ISBN: 979-739-585-6

CETAKAN: I : Oktober 2005

TEBAL: 232 halaman

TIGA INSTITUSI KEBENARAN

Mengendus dari buku Pak H. Endang Safiuddin Anshari MA.

TIGA INSTITUT KEBENARAN

(Sumber Ilmu-Filsafat & Agama- H.Endang Saifuddin Ashari, MA)

Manusia pada hakikatnya adalah makhluk pencari kebenaran, karena dalam dirinya selalu diliputi oleh rasa keingintahuan. Nalarnya selalu menjelajah untuk menemukan kebenaran. Daya jelajah otak kadang terbatas, dan disertai keterbatasan daya tangkap indera, memungkinkan capaian terbatas. Namun ketika rasa ingin tahu yang tak mungkin terbendung manusia selalu mencari dan mencari. Terdapat tiga jalan untuk menghapiri kebenaran itu yakni, Agama, Filsafat dan Ilmu Pengetahuan. Namun ketiga jalan penemuan kebenaran itu memiliki kekhususan. Adapun kekhususan yang dimaksud adalah, adanya titik persamaan, adanya titik perbedaan namun juga ada titik singgung.

ILMU PENGETAHUAN:

Ilmu pengehtauan itu pada hakikatnya merupakan hasil usaha manusia yang kemudian disusun dalam satu system mengenai kenyataan, sturktur, pembagian., bagian-bagian dan hukum-hukum tentang asal muasal yang pernah diselidikinya, seperti: (alam, manusia dan juga agama) sejauh yang dapat dijangkau daya pemikiran manusia yang dibantu penginderaan, yang kebenarannya diverifikasi/diuji secara empiris, riset ataupun eksperimental.

FILSAFAT

Endang Saifuddin Anshari, MA (1979:157), mendefiniisikan filsafat sebagai hasil daya upaya manusia dengan akal budinya untuk memahami (mendalami dan menyelami) secara radikal dan integral hakikat sarwa yang ada:

(a) Hakekat Tuhan;

(b) hakekat alam semesta;

(c) hakekat manusia; serta sikap manusia termasuk sebagai konsekwensi daripada faham (pemahamnnya) tersebut.Untuk itulah dalam berfikir filsafat perlu dipahami karakteristik yang menyertainya, pertama, adalah sifat menyeluruh artinya seorang ilmuan tidak puas lagi mengenal ilmu hanya dari segi pandang ilmu sendiri, tetapi melihat hakekat ilmu dalam konstalasi pengetahuan yang lainnya, kedua, sifat mendasar, artinya bahwa seorang yang berfikirfilsafat tidak sekedar melihat ke atas, tapi juga mampu membongkar tempat berpijak secara fundamental, dan ciri ketiga, sifat spekulatif, bahwa untuk dapat mengambil suatu kebenaran kita perlu spekulasi. Dari serangkaian spekulasi ini kita dapat memilih buah pikiran yang dapat diandalkan yang merupakan titik awal dari perjelajahan pengetahuan (Jujun, 1990:21-22)

AGAMA


Agama–pada umumnya– merupakan (1) satu sistem credo (tata keimanan atau tata keyakinan) atas adanya sesuatu yang mutlak di luar manusia; (2) satu sistem ritus (tata peribadatan) manusia kepada yang dianggapnya mutlak itu; (3) satu sistem norma (tata kaidah) yang mengatur hubungan manusia dengan manusia dan alam lainnya, sesuai dan sejalan dengan tata keimanan dan tata peribadatan (Anshari, 1979:158).
Agama berbeda dengan sains dan filsafat karena agama menekankan keterlibatan pribadi. Kemajuan spiritual manusia dapat diukur dengan tingginya nilai yang tak terbatas yang ia berikan kepada obyek yang ia sembah. Seseorang yang religius merasakan adanya kewajiban yang tak bersyarat terhadap zat yang ia anggap sebagai sumber yang tertinggi bagi kepribadian dan kebaikan.Agama tak dapat dipisahkan dari bagian-bagian lain dari kehidupan manusia, jika ia merupakan reaksi terhadap keseluruhan wujud manusia terhadap loyalitasnya yang tertinggi. Sebaiknya, agama harus dapat dirasakan dan difikirkan: ia harus diyakini, dijelaskan dalam tindakan (Titus, 1987:414).

PERSAMAAN DAN PERBEDAAN:

Baik ilmu, filsafat ataupun agama bertujuan–sekurang-kurangnya berurusan dengan hal yang–sama yaitu kebenaran. Namun titik perbedaannya terletak pada sumbernya, ilmu dan filsafat berumur pada ra’yu (akal, budi, rasio, reason, nous, vede, vertand, vernunft) manusia. Sedangkan agama bersumberkan wahyu.Disamping itu ilmu pengetahuan mencari kebenaran dengan jalan penyelidikan (riset, research), pengalaman (empiri) dan percobaan (eksperimen) sebagai batu ujian. Filasafat menghampiri kebenaran dengan exploirasi akal budi secara radikal (mengakar); tidak merasa terikat oleh ikatan apapun, kecuali oleh ikatan tangannya sendiri bernama logika. Manusia mencari dan menemukan kebenaran dengan dan dalam agama dengan jalan mempertanyakan pelbagai masalah asasi dari atau kepada kitab suci.
Kebenaran ilmu pengetahuan adalah kebenaran positif (berlaku sampai dengan saat ini), kebenaran filsafat adalah kebenaran spekulatif (dugaan yang tidak dapat dibuktikan secara empiri, riset dan eksperimental). Baik kebenaran ilmu maupun kebenaran filsafat kedua-duanya nisbi (relatif). Sedangkan kebenaran agama bersifat mutlak (absolut) karena agama adalah wahyu yang diturunkan Allah.
Baik ilmu maupun filsafat dimulai dengan sikap sanksi dan tidak percaya. Sedangkan agama dimulai dengan sikap percaya atau iman (Annshari, 1996:158-160).